Agar perjalanan ke tanah suci menjadi sebuah titik balik kehidupan kita, sebelum berangkat pastikan 5 hal ini telah kita siapkan dengan baik.
1. Pastikan kita sudah memperbanyak TAUBAT kepada ﷲ Subhanahu wata’ala
Dosa merupakan penghalang bagi seseorang untuk dapat melaksanakan ketaatan di jalan ﷲ Subhanahu wata’ala. Sudah sepatutnya sebelum keberangkatan ke tanah suci, usahakan untuk menata hati kita dengan bertaubat atas segala dosa dan kesalahan yang kita perbuat. Karena kualitas taubat yang kita lakukan akan menentukan kualitas ibadah kita nantinya. Karena juga kualitas taubat yang kita upayakan berbanding lurus dengan diterima atau tidaknya amalan kita di hadapan ﷲ Subhanahu wata’ala
Dalam sebuah atsar, dari Yahya bin Muadz “Barang siapa beristighfar memohon ampunan kepada ﷲ Subhanahu wata’ala dengan lisannya, akan tetapi hatinya masih terikat dengan kemaksiatan yang pernah dia perbuat, bahkan dia ber-azzam untuk kembali kepada kemaksiatan yang sama maka puasa yang dia kerjakan tertolak di depan ﷲ dan pintu diterimanya amal sholeh tertutup bagi dirinya.”
Inti dari taubat adalah mengumpulkan 4 perkara berikut sekaligus.
- الإِقْلَاعُعَنِ الْمَعْصِيَ
MENINGGALKAN kemaksiatan yang pernah kita perbuat secara totalitas.
- النَّدْمُ
MENYESALI perbuatan dosa yang pernah kita lakukan.
- العَزْمُ
BERTEKAD untuk tidak mengulangi di masa yang akan datang.
- الإِسْتِغْفَارُ وَالإِكْثَارُ مِنْ فِعْلِ الصَا لِحَاتْ
MEMPERBANYAK ISTIGHFAR dan BERAMAL SHOLEH agar amal sholeh tersebut bisa menutup dosa-dosa dan kesalahan kita di masa lalu.
Namun jika dosa tersebut terkait hak sesama manusia maka kita harus meminta kerelaan atas kedzaliman yang pernah kita lakukan kepadanya.
Jadi, sebelum berangkat ke tanah suci, pastikan kita sudah memperbanyak taubat kepada ﷲ Subhanahu wata’ala yang Maha Mengampuni dosa-dosa kita.
2. Pastikan NIAT-nya
Sebelum berangkat ke tanah suci, pastikan kita sudah meluruskan niat kita karena ﷲ Subhanahu wata’ala. Tanamkanlah ruh keikhlasan dalam setiap ibadah kita. Ikhlas adalah ketika kita menjadikan ibadah kita hanya untuk meraih keridhoan dari ﷲ Subhanahu wata’ala semata. Sangat disayangkan jika ibadah umroh yang mengeluarkan banyak biaya, waktu dan tenaga menjadi tidak bernilai di sisi ﷲ Subhanahu wata’ala hanya karena dikotori oleh perbuatan riya’, mencari pujian atau mencari popularitas di hadapan orang lain.
Dalam sebuat atsar dari Abdullah ibnu Mubarok disebutkan,
رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعِظِّمُهُ النِّيَّةُ وَ رُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ
“Sebuah amalan kecil bisa menjadi besar di hadapan ﷲ hanya karena niat yang sholeh dan lurus, dan sebuah amalan besar bisa menjadi kecil di hadapan ﷲ hanya karena niat yang tidak lurus dan tidak ikhlas.”
Jadi, pastikan kita sudah meluruskan niat kita hanya karena ﷲ ﷻ semata.
3. Pastikan TAWAKKAL-nya
Dalam surah Talaq ayat 3
...وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ...
“…Dan barang siapa yang bertawakal kepada ﷲ niscaya ﷲ akan mencukupkan (keperluan)nya…”
Terkait ayat ini, al Imam Al Qurthubi mengatakan,
“Barang siapa yang menyerahkan urusannya sepenuhnya kepada ﷲ, maka ﷲ akan mencukupi kebutuhannya.”
Ketika di tanah suci nanti, laksanakanlah ibadah dengan penuh kesungguhan dan bertawakallah kepada ﷲ Subhanahu wata’ala dengan sepenuh jiwa. Hilangkanlah pikiran-pikiran negatif yang bisa mengganggu konsentrasi kita dalam beribadah kepadaNya.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari seuah hadist Qudsi, ﷲ berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَ أَ نَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي
“Aku tergantung dengan prasangka hambaKu kepadaKu dan Aku bersamanya jika dia berdzikir mengingat Aku”
Jadi, sebelum berangkat ke tanah suci, kita sudah bertawakal kepada ﷲ dengan sepenuh jiwa kita.
4. Pastikan ILMU-nya
Agar ibadah kita berdiri di atas sunnah Rasulullah ﷺ. Dengan bekal ilmu, ibadah kita bisa lebih mendekati sempurna. Karena itulah para ulama mendahulukan ilmu sebelum berucap dan beramal.
Dalam riwayat Imam Muslim Rasulullah ﷺ bersabda,
خُذُوا عَنِّي مَنَا سِكَكُمْ
“Ambillah dariku tata cara manasik kalian.”
Sebelum pergi haji dan umroh, pelajarilah tata cara manasik yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Jadi, sebelum berangkat ke tanah suci, pastikan kita sudah punya ilmunya.
5. Pastikan BEKAL-nya
Pastikan bekal yang akan kita bawa dan kita tinggalkan untuk keluarga kita di tanah air. ﷲ berfirman di dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 197,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah kalian dan sebaik-baik bekal adalah taqwa.”
Dan bagian bekal dari taqwa adalah kita mencukup kebutuhan diri kita dan keluarga yang kita tinggalkan di tanah air secara mandiri serta tidak merepotkan orang lain. Maka dari itu, yang pertama, pastikan bekal yang kita bawa adalah bekal yang halal.
Dalam sebuah riwayat Imam Thabrani, Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
إِذَا خَرَخَ الرَّجُلُ حَاجً بِنَفَقَةٍ طَيِّبَةٍ وَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ, فَنَا دَى: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ : لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ, زَادُكَ حَلالٌ, وَرَاحِلَتُكَ حَلالٌ, وَحَجُّكَ مَبْرُورٌ غَيْرُ مَأْزُورٍ. وَ إِّذَا خَرَجَ بِانَّفَقَةِ الْخَبِيثَةِ فَوَضَعَ رِجْلُهُ فِي الْغَرْزِ, فَنَادَئ: لَبَّيْكّ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لا لّبَّيْكَ وَلا سَعْدَيْكَ, زَادُكَ حَرَامٌ ونَفَقَتُكَ حَرَامٌ, وَ حَجُّكَ غَيْرُ مَبْرُورٍ
“Apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang halal dan menapakkan kakinya di atas kendaraannya kemudian dia berucap: Ya ﷲ aku datang memenuhi panggilan-Mu, memanggillah malaikat dari langit : Kedatanganmu diterima dan amalanmu diterima, karena bekalmu halal, kendaraanmu halal dan hajimu diterima dan bukan haji yang palsu. Dan apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang haram dan menapakkan kakinya di atas kendaraannya kemudian dia berucap: Ya ﷲ aku datang memenuhi panggilan-Mu, memanggillah malaikat dari langit : kedatanganmu ditolak dan amalanmu tidak diterima karena bekalmu haram dan nafkahmu haram dan hajimu tidak diterima.”
Yang kedua, pastikan kecukupan nafkah yang kita tinggalkan di tanah air. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
كَفَي بِالمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ
“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika dia tidak memberikan nafkahnya orang yang menjadi tanggung jawabnya.”
Jadi sebelum berangkat ke tanah suci,pastikan kita sudah membekali diri kita dan keluarga yang kita tinggalkandengan bekal yang halal.
Wallahu a'lam bishawab.